A.
ARTI EKOSISTEM
Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang
ahli ekologi berkebangsaan inggris bernama A.G Tansley pada tahun 1935,
meskipun tentu saja konsep itu sama sekali bukan merupakan konsep yan terbaru.
Terbukti bahwa sebelum akhir tahun1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang
istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik
dalam literature-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia.[1]
Menurut (odum, 1993).Ekosistem yaitu unit fungsional
dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organism dan lingkunganya
(lingkungan biotuk dan abiotik) dan diantara keduanya saling memengaruhi.[2]
Menurut (woodbury, 1954 dalam setiadi, 1983)
ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terhadapat habitat
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran
energi.[3]
Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional
dasar dalam ekologi karena merupakkan satuan terkecil yang memiliki komponen
secara lengkap, memiliki relung ekologi secra lengkap, serta terdapat proses
ekologi secara lengkap, sehingga didalam unit ini siklus materi dan arus energy
terjadu sesuai dengan kondisi ekosistemya. Unsur-unsur lingkungan hidup baik
unsure biotic maupun abiotik, baik mahluk hidup maupun benda mati, semuanya
tersusun sebagai satu kesatuandalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa
berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubngan, saling
memngaruhi, saling interaksi, sehingga tidak dapat terpisah. Tingkatan
organisasi ini dikatakkan sebagai suatu sistem karena memiliki
komponen-komponen dengan fungsi berbeda
yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungn
timbale balik. Hubungan timbale balik terwujudkan dalam rantai makanan dan
jarring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energy dan siklus
materi.[4]
B.
TIPE-TIPE INTERAKSI ANTAR SPESIES
Secara teori, spesies-spesies anggota
populasi saling berinteraksi satu dengan
lainya dan membentuk intraksi yang posotif, negative, no, atau kombinasi yang
bentuk interaksinya itu dapat dibagi menjadi Sembilan tipe, yaitu:
1.
Naturalism, yaitu interaksi antara dua atau
lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Tipe
interaksi naturalism diberi lambing (00).
2.
Komprtisi (tipe gangguan langsung), yaitu
interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung yang saling
menghalangi secar aktif. Tipe interaksi kompetisi gangguan langsung diberi
lambing (--)
3.
Kompetisi ( tipe gangguan sumberdaya alam),
yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies dalam menggunakan sumberdaya alam
yang persedianya berada dalam kondisi kekurangan. Dalam interaksi terbut,
masing-masing spesies berpengaruh saling merugikan yang lain dalam perjuanganya
untuk memperoleh sumberdaya alam. Tipe interaksi kompetisi penggunaan
sumberdaya alam diberi lambing (--)
4.
Amensalisme, yaitu interaksi dua atau lebih
spesies yang berakibat salah satu spesies dirugikan (mendapat rintangan),
sedangkan lainya tidak terpengaruh adanya asosiasi. Tipe interaksi amensalisme
diberi lambing (-0)
5.
Parasitisme, yaitu interaksi antara dua atau
lebih spesies yang berakibat salah satu pihak (inang) dirugikan, sedangkan pihak
lainya (parasit) beruntung. Tipe interaksi parasitisme diberi lambing (- +).
6.
Predasi atau pemangsaan, yaitu interalsi antara
dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey atau organisme yang dimangsa) dirugikan, sedangkan pihak lainya (predatot
atau organisme yang memangsa beruntung. Tipe interaksi predasi diberi lambing
(- +).
7.
Komensalisme, yaitu interaksi antara dua atau
lebih spesies yang salah satu pihak beruntung, sedangkan pihak lainya tidak
terpengaruh oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi komensalisme diberi lambing (+
-)
8.
Protokooperasi yaitu interaksi antara dua atau
lebih spesies yang masing-masing saling memperoleh keuntungan adanya asosiasi,
tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan keharusan. Tipe interaksi
protokooperasi diberi lambing (++)
9.
Mutualisme, yaitu interaksi antara atau dua
lebih spesies yang masing-masing saling mendapat keuntungan adanya asosiasi,
dan perlu dicatat bahwa spesies memang saling membutuhkan merupakkan suatu
keharusan untuk berasosiasi. Tipe interaksi protokooperasi diberi lambing (++)
Bermacam-macam
tipe interaksi itu yang disebut simbiosis pada kenyataanya meliputu interaksi
mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
Menurut
(ickery, 1984), istilah simbiosis artinya hidup bersama dan ini mencakup semua
efek dari satu organism pada organism lainya yang timbul karena interaksi tipe
mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
Table 1.1
Tipe-Tipe
Interaksi dan Sifat Umum dari Spesies Anggota Populasi yang Berinteraksi[5]
No
|
Tipe Interaksi
|
Lambang
Spesies
|
Sifat Umum Dari Interaksi
|
||
1
|
2
|
||||
1
|
Neutralisme
|
0
|
0
|
Tidak ada spesies yang dipengaruhi oleh
yang lainya
|
|
2
|
Kompetisi: Tipe Gangguan Atau Campuran
Secara
Langsung
|
-
|
-
|
Rintangan atau penghambatan secara langsung
dari masing-masing spesies oleh yang lainya
|
|
3
|
Kopetisi: Tipe Penggunaan
Sumberdaya Alam
|
-
|
-
|
Rintangan atau penghambatan secara tidak
langsung: pada umumnya terjadi ketika persediaan sumber daya alam kurang atau
terbatas
|
|
4
|
Amensalisme
|
-
|
0
|
Spesies atau populasi pertama dihambat atau
dirintangi, sedangkan
spesises atau populasi kedua tidak mendapat akibat apa-apa
|
|
5
|
Parasitisme
|
+
|
-
|
Spesies atau populasi pertama adalah
parasit yang memperoleh keuntungan, sedangkan spesies kedua adalah inang yang
menderita
|
|
6
|
Predasi (Pemangsa)
|
+
|
-
|
Predator (organism yang memangsa) mendapat
keuntungan, sedangkan prey (organisme yang dimamangsa) menderita (dirugikan)
|
|
7
|
Komensalisme
|
+
|
0
|
Spesises pertama sebagai komensal mendapat
keuntungan, sedangkan spesies kedua adalah inang yang tidak berakibat apa-apa
|
|
8
|
Protokooperasi
|
+
|
+
|
Interaksi yang menguntungakan kedua belah
pihak, tetapi asosiasinya bukan suatu keharusan.
|
|
9
|
Mutualisme
|
+
|
+
|
Interaksi yang menguntungakan kedua belah
pihak, dan asosiasinya ini meruapakkan suatu keharusan
|
|
D. SPESIES SEMUT
1.
Keragaman Semut
Semut (formicidiae: hymenoptera)
adalah kelompok hewan avertebrata yang berdasarkan jumlah keanekaragaman jenis,
sifat biologi dan ekologinya sangat pening. Prilaku social semut sebagai
predator, pengurai dan herbivore.[6]Semut
merupakan serangga yang ditemukan pada hampir setiap jenis ekosistem kecuali
didaerah kutub dan memiliki beragam peran dalam ekosistem dan sangat melimpah
dikepulauan maupun daratan yang luas diperkirakan mencapai 15.000 spesies.[7]Semut
terdiri dari 14 subfamili, yaitu Nothomymeciinae, mermyciinae, ponerinae,
dorlimae, aneuritinae, aenictinae, ecitoninae, myrmicinae, pseudomyrmicine,
cerapacchynae, leptanillinae, leptanilloidinale, dolichoderinae dan formicinae.[8]Semut
adalah serangga yang sangat umum terdapat disekitar lingkungan kita tinggal.
Semut dapat dilihat didinding bangunan,
dapur, rumput lapangan, atau dikebun , kayu yang membususk atau batu-batuan.[9]Semut
berdistribusikan terutama didaerah tropis dan subtropis yang dilakukan
dibeberapa bagian Asia.Dimana kekayaan spesies dan kelimpahan semut ini
melimpah.Semut berkembang disebagian ekosistem, dan dapat membentuk 15-25% dari
biomassa hewan terrestrial.[10]Kisaran
suhu udara antara 250C-320C merupakan suhu optimal dan
toleran bagi aktifitas semut didaerag tropis. Pendapat ini didukung oleh
Ramawati dalam penelitianya tentang mesofauna tanah termasuk insekta, yaitu
antara 28,60C-32,10C.[11]Keragaman
jenis semut dihutan tropis umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
ketinggian tempat.Pengurangan keragaman semut berdasarkan ketinggian tempat
terjadi didataran tinggi, sebaliknya didataran rendah mengalami peningkatan.Hal
ini kemungkinan karena adanya suatu perubahan peran ekosistem.[12]
Berdasarkan uraian tersebut
daerah kawasan hutan yang telah beralih fungsi menjadi tempat penambangan pasir
termasuk dalam salah satu tempat sebaran semut memiliki kisaran udara rata-rata
berkisar antara 280C-370C.Semua semut eusosial yaitu
mereka hidup dalam koloni.Jumlah individu semut yang menempati sarang ukuranya
bervariasi mulai dari puluhan atau lebih sampai ribuan individu.Semut dapat
membuat sarang disegala tempat.Semut memeiliki adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan, sehingga dapat dijumpai diberbagai habitat dan memiliki struktur
sosial yang efektif.
Semut memiliki adaptasi tinggi terhadap lingkungan, sehingga dapat
dijumpai diberbagai habitat dan memiliki struktur social yang efektif.Semut
memiliki banyak spesies dan tersebar diseluruh dunia. Semut termasuk kedalam
kingdom Animalia, kelas Insecta, Ordo
Hymenoptera, dan Famili Formicidae.semut berperan penting dalam
ekosistem terrestrial, yaitu sebagai predator, herbivore dan detritivor. Semut
juga memiliki peranan yang unik dalam ineraksinya dengan organisme lain,
seperti tumbuhan atau serangga lain.[13]
Semut selain menguntungkan ada pula yang merugikan petani. Semut
merugiakan karena hal-hal beriut:
a.
Memakan biji yang ditanam
b.
Memakan tanaman
c.
Membantu penyebaran biji-biji gulama
d.
Menggangu petani karena menggigit atau menyengat
badan
Selain itu semut
juga dapat menguntungkan diantarannya karena sebagai berikut:
a.
Memakan rayab, larva dari serangga yang menjadi
hama tanaman
b.
Ada yang membut sarang dalam tanah maka semut
bias membantu pertukaran udara.[14]
Semut melakukan interaksi dengan tumbuhan dan hewan.Interaksi semut
dengan tumbuhan berupa, simbiosis mutualisme. Semut mendapatkan perlindungan,
makanan atau keduanya dari tumbuhan dan tumbuhan akan mendaptkan perlindungan
dari vertebrata herbivore.[15]
2.
Morfologi Tubuh Semut
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma
(perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang
juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang
berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara
mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang
abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua
node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud).
Gambar . 1 Morfologi Semut[16]
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton
atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat
menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.Serangga
tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di
bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi
mereka.Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup.Sebagai
gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang
bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya
mirip dengan jantung.sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf
ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan
cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor.Semut,
layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan
lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan
sangat baik.Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk
mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.Kebanyakan semut umumnya memiliki
penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa
spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik.
Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi
rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama
lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu,
antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu
yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang
rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek,
membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam
mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara
waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung
setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan
berpijak pada permukaan.Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu
memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan
menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak
memiliki sayap.
Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam
yang penting, termasuk organ reproduksi.Beberapa spesies semut juga memiliki
sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa
dan melindungi sarangnya.Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki
kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk
pertahanan.
3.
Tahap Perkembangan Semut
Individu semut mengalami metamorfosis sempurna
dalam perkembanganya, terdiri atas tahap telur, larva, pupa, dan dewasa.
Telurnya sangat kecil dan berwarna putih seperti susu. Larva yang baru menetas
berwarna putih, sangat halus.
Gambar 2.
Daur Hidup Semut
Dalam pengamatan ini
menunjukkan bahwa pekerja pada semua jenis semut sepenuhnya merawat semua
stadium pradewasa mulai dari teur kelarva sampai pupa.Dibandingkan tawon dan
lebah, semut mempunyai perhatian yang lebih akrab dengan keturunanaya.Tawon dan
lebah juga membangun sel-sel sarang dan menyediakan makanan untuk keturunanya
tetapi tidak dapat memundahkan sarangnya ketika diganggu atau
dimusnahkan.Sebaliknya, ketika bahya mengancam suatu koloni semut, insting
pekerja semut yang kertama adalah memindahkan anak-anak semut ketempat yang
aman.Sama halnya dengan larva, pada saae fase pupa pun tidak dapat
bergerak.Pupa berwarna putih kekuningan.Pada fase ini bentuknaya sudah tampak
seperti serangga dewasa, namun tidak dapt bergerak, tidak berwarna dan masih
lunak.Pada fase pupa, semut tidak melukukan aktifitas makan.Siklus hidupnya
mulai dari telur hingga dewasa memakan waktu antara 6 minggu hingga 2 bulan.
Tergantung spesies tersedianya makanan, suhu, musim dan faktor lain.
4.
Habitat Dan Prilaku Semut
Kabanyakan koloni semut hidup dalam
suatu sarang yang cukup permanen, tetapi apabila terjadi perubahan kondisi yang
tidak memungkinkan, perubahan lokasi sarang semut merupakan hal yang
biasa.Karakter pekerja adalah melakukan perjalanan keluar sarang untuk mencari
makanan.Kebanyakan perjalananya mengikuti alur jalan ini dengan mengeluarkan
feromon. Dengan cara ini, jejak yang digunakan oleh banyak semut akan memiliki
aroma feromon yang kuat. Feromon adalah zat yang menguap sangat lambat sehingga
waktu peluruhan jejak semut sangat panjang.[17]
Prilaku makan pada semut cendrung
bersifat predator atau pemakan bangakai.Beberapa jenis semut predator bersifat
spesifik misalnya hanya pemangsa rayap, sedangkan lainya predator segala macam.
Ada pula semut yang biasanya mendatangi
tanaman yang terserang kutu penghisap tanaman. Semut ini menghisab honeydew,
dan kadang-kadang sebagai imbalanya semut melindungi tanaman dari
serangga-serangga predator lainya.Beberapa semut bersifat pemakan segala macam
mulai dari bahan asal hewan maupun produk tanaman.Semut yang demikianlah yang
biasa mendatangi wilayah pemukiman.
5.
Sistem Kasta Semut
Sebagai makhluk social, semut hidup
dalam koloni yang terdiri dari banyak individu, dari jumlah ratusan hingga
ribuan.Biasanya setiap koloni terdiri atas kelompok pekerja, pradewasa (larva
dan pupa), ratu dan semut jantan.Koloni semut secara umum terdiri atas dua
kasta utama yaitu kasta reproduktif seprti ratu dan pejantan, dan individu non
reproduktif yaitu terdiri atas kasta pekerja.
Gambar 2. Sistem Kasta Semut
Tugas dan fungsi kasta semut adalah
sebagai berikut:
a.
Semut Kasta Jantan Reproduktif
Semut pada kasta jantan reproduktif
merupakan semut dewasa bersayap. Tugas utamnaya adalah untuk kawin dengan yang
betina (ratu) proses kawin terjadi dalam sarang atau diluar sarang (diatas
tanah), atau bahkan diudara. Perkawinan diluar sarang dikenal dengan istilah
swarming.
b.
Semut Kasta Betina (Ratu)
Semut pada kasta betina (ratu)
mempunyai tubuh yang paling besar didalam koloni.Betina ini memulai hidupanya
sebagai serangga bersayap, tetapi sayap segera dijatuhkan setelah kawin. Secara
normal betina kawin sekali dan dia akan memulai merawat keturunanya. Terutama
pada genersi pertama.Tugas utama semut pada kasta betina adalah bertelur
membangun koloni baru.
c.
Semut Kasta Pekerja
Semut pada kasta pekerja merupakan
kasta terbanyak yang dapat dilihat oleh manusia.Kasta ini sebenarnya betina
steril atau anak ratu tanpa sayap.Tugasnya adalah merawat dan membuat sarang,
member makan larva dan kasta lain, merawat telur, mempertahankan koloni dari
musuh dan lain-lain.Umur berparan dalam pembagian tugas diantara pekerja.
Pekerja yang lebih muda diberi tugas yang
lebih dekat dengan sarang sebagai perawat, sedangkan yang lebih tua akan
berkaelana lebih jauhuntuk mencari makanan. Hal ini biasanya terjadi pada
kelompok spesies yang monoformik yaitu yang memilikiukukran beragam.[18]
6.
Kimunikasi Kimiawi
a. Pertukaran Berita di antara Kelompok Semut
Pertama,
semut pencari pergi ke sumber makanan yang baru ditemu-kan. Lalu mereka
memanggil semut lain dengan cairan yang disebut feromon, yang disekresikan
dalam kelenjar-kelenjar mereka. Saat kerumunan di sekitar makanan membesar,
sekresi feromon membatasi pekerja.Jika makanan sangat kecil atau jauh, pencari
menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan dengan mengeluarkan
isyarat.Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk mening-galkan lebih
banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu para
pemburu.Apa pun yang terjadi, tak pernah ada masalah dalam konsumsi makanan dan
pemindahannya ke sarang, karena di sini ada “kerja tim” yang sempurna.[19]
Contoh
lain berkaitan dengan semut penjelajah yang bermigrasi dari sarang ke sarang.
Semut ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan
meninggalkan jejak. Para pekerja lain memeriksa sarang baru itu dan jika mereka
yakin, mereka juga mulai meninggalkan feromon mereka sendiri (jejak kimiawi) di
atas jejak lama. Oleh karena itu, semut yang berjalan di antara dua sarang itu
meningkat jumlahnya dan mereka menyiapkan sarang.Selama pekerjaan ini, semut
pekerja tidak bersantai.Mereka membangun organisasi dan pembagian kerja
tertentu di antara mereka.
Tugas
seluruh kelompok yang diperkirakan oleh semut yang mendeteksi sarang baru
adalahsebagai berikut:
1. Bertindak
sebagai pengumpul di wilayah baru.
2. Datang ke
wilayah baru dan berjaga.
3. Mengikuti
penjaga untuk menerima perintah pertemuan.
4. Membuat
survei terperinci wilayah tersebut.
Tentu
saja, kita tidak bisa menyepelekan saja tanpa perenungan bahwa rencana aksi
sempurna tersebut telah dipraktikkan semut sejak hari pertama mereka
muncul.Pembagiankerja yang disyaratkan rencana seperti ini tidak dapat
diterapkan oleh individu yang hanyamemikirkan hidup dan kepentingannya sendiri.
Lalu munculah pertanyaan berikut: “Siapayang mengilhamkan rencana ini dalam
diri semut selama berjuta tahun dan siapa yang memastikan penerapannya?” Sebanarnya,
diper-lukan kecerdasan dan kekuasaan tinggi untuk komunikasi kelompok yang
unggul ini.Kebenarannya jelas.Allah, Pencipta segala makhluk dan pemilik
kebijakan tak terbatas, memberi kita jalan untuk memahami kekuasaan-Nya dengan
menampilkan dunia semut yang sistematis ini.
b.
Komunikasi Kimiawi
Semua kategori komunikasi yang disebut di atas dapat
dikelompok-kan dalam judul Isyarat
Kimiawi. Isyarat kimiawi ini memainkan peran terpenting dalam organisasi koloni
semut. Semiokemikal adalah nama umum zat kimia yang digunakan semut untuk
tujuan menetapkan komu-nikasi. Pada dasarnya ada dua jenis semiokemikal, yaitu
feromon dan alomon. Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi
antargenus . Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, fero-mon adalah isyarat
kimiawi yang terutama digunakan dalam genus yang sama dan saat disekresikan
oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat kimia ini diduga diproduksi
dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang
lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.
Penelitian
mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan
menurut kebutuhan koloni.Selain itu, konsentrasi feromon yang dise-kresikan
semut bervariasi menurut kedaruratan situasi.Seperti terlihat, diperlukan
pengetahuan kimia yang mendalam untuk mengelola tugas yang dilakukan semut.Kita
dapat menganalisis zat kimia yang diproduksi semut hanya melalui uji
laboratorium, dan harus menuntut ilmu bertahun-tahun untuk dapat melakukannya.
Namun semut dapat menyekresikan zat ini kapan saja mereka perlu, dan telah
melakukannya sejak hari mereka menetas, serta tahu betul tanggapan apa yang
perlu diberikan kepada setiap sekresi. Kenyataan bahwa mereka dapat
mengidentifikasi zat kimia secara tepat begitu menetas menunjukkan adanya instruktur
yang memberi mereka pendidikan ilmu kimia saat menetas. Mengklaim hal
sebaliknya berarti menerima bahwa semut telah mempelajari ilmu kimia
perlahan-lahan dan mulai melakukan percobaan: ini melanggar logika. Semut
mengenal zat-zat kimia ini tanpa pendidikan apa pun saat menetas. Kita tak bisa
berkata bahwa semut lain atau makhluk hidup lain adalah guru semut itu. Tak ada serangga, tak ada makhluk
hidup termasuk manusia yang mampu
mengajari semut cara memproduksi zat kimia dan berkomunikasi dengannya. Jika
ada tindakan pengajaran sebelum lahir, satu-satunya kehendak yang mampu
melakukan tindakan ini adalah Allah, yang merupakan Pencipta segala makhluk dan
Rabb (Pendidik) langit dan bumi.
Banyak orang bahkan tak tahu arti feromon, sesuatu yang disekresi semut
terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari. Namun berkat zat-zat kimia ini,
setiap semut yang baru menetas mampu melakukan sistem komunikasi sosial yang
sempurna, sistem komunikasi sosial yang tak menyisakan ruang untuk meragukan
adanya sang Pencipta dengan kekuasaan tak terbatas.[20]
7.
Hewan Yang Hidup Bersama Semut
Sejak lebih dari
seabad yang lalu diketahui bahwa sejumlah spesies serangga hidup bersimbiosis
dengan semut.Sebagian besar dari spesies ini merampok makanan dari koloni
semut, sementara sebagian lainnya menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya
pada koloni semut.Spesies yang hidup sebagai parasit termasuk berbagai
serangga, misalnya kumbang, kutu, lalat, dan tawon.Sebagian parasit ini hidup
di sarang semut dan menarik keuntungan dari kehidupan sosial semut.Dalam
beberapa kasus, semut tidak ber-keberatan meskipun serangga larva dan telurnya
dimakan parasit ini.Bahkan, serangga ini tidak hanya diperbolehkan memasuki
sarang, larva mereka juga diberi makan dan dibesarkan sebagaimana layaknya
larva semut.Mengapa semut membiarkan saja tindakan agresif dari serangga
parasit?Dan bagaimana mungkin serangga ini dapat tinggal di sarang semut yang
telah memiliki sistem pertahanan yang hebat selama bertahun-tahun?Mari kita
analisis fenomena yang menarik ini.[21]
Sebagaimana diketahui, dalam
komunitas semut terdapat sistem komunikasi yang rumit.Dengan sistem ini, semut
dapat membedakan anggota koloni mereka dengan pendatang.Kemampuan ini berfungsi
sebagai “sistem pertahanan bersama”. Namun, serangga pendatang dapat masuk ke
sarang semut dengan berbagai cara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah
berhasil memecahkan sandi komunikasi dan identifikasi yang digunakan semut.
Dengan kata lain, mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa semut, baik secara
mekanis maupun kimiawi.
Penyamaran
Ketika dua ekor semut bertemu, ia
melakukan gerakan tertentu, yaitu menyentuh kawannya dengan antena serta
mencium feromonnya. Kemudian, kedua semut melanjutkan perjalanan.Mereka
melakukan gerakan ini untuk saling mengenali dan untuk melindungi diri dari
makhluk asing. Semut pekerja melakukan hal yang sama ketika bertemu serangga
yang tinggal di sarang mereka. Kadang-kadang mereka menyadari bahwa serangga
yang ditemuinya bukan dari golongan mereka dan mengusirnya keluar sarang. Akan
tetapi, kadang-kadang mereka memperlakukan serangga lain seolah-olah ia juga
seekor semut. Biasanya semut menerima serangga asing seperti ini jika serangga
tersebut mampu menyamar secara kimiawi.[22]
Dapat dipastikan bahwa serangga
menyamar secara kimiawi, karena semut terbuktimengusir serangga lain yang
berbeda secara kimiawi, meskipun bentuk fisiknya mirip dengan mereka. Namun,
parasit tertentu yang sama sekali tidak mirip dengan semut diterima sebagai
warga sarang semut. Sulit dijelaskan bagaimana spesies-spesies serangga belajar
meniru ciri khas kimiawi semut.Hal ini hanya dapat dimengerti apabila serangga
ini memang dirancang untuk memiliki feromon yang mirip dengan semut. Serangga
tidak mampu memahami reaksi kimia, meskipun ia hidup selama jutaan tahun. Oleh
karena itu, serangga ini pasti memperoleh ciri khas tersebut dari Sang
Pencipta.
8.
Tumbuhan Yang Hidup Bersama Semut
Di dalam kantung
tanaman kantong semar yang hidup di sebelah India Timur, Nepenthes bicalcarata,
hidup koloni semut.Tanaman ini bentuknya seperti teko dan memangsa serangga
yang menghinggapi-nya.Meskipun demikian, semut bebas bergerak dan mengambil
sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainnya dari tanaman ini. Kerja sama ini
menguntungkan kedua belah pihak, semut dan tumbuhan. Meskipun semut mungkin
saja dimakan Nepenthes, mereka dapat membangun sarang pada tanaman ini.
Tumbuhan juga
menyisakan jaringan tertentu dan sisa-sisa serangga untuk semut.Dan sebagai
balasannya, semut melindungi tumbuhan dari musuhnya.Begitulah contoh simbiosis
tanaman dan semut.Struktur anatomi dan fisiologi semut dan tanaman inangnya
telah dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan hubungan timbale balik antara
keduanya.Meskipun para pembela teori evolusi menyatakan bahwa hubungan
antarspesies ini berkembang secara berangsur-angsur selama jutaan tahun, tetapi
tentu saja pernyataan yang mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki
kecerdasan ini dapat sepakat meren-canakan suatu sistem yang menguntungkan
kedua belah pihak tidak masuk akal.[23]
Lalu, apa yang
menyebabkan semut hidup pada tumbuhan? Semut cenderung tinggal pada tumbuhan
karena adanya cairan ber-nama “nectar residu” yang dikeluarkan tumbuhan.Cairan
nektar ini merupakan daya tarik bagi semutuntuk mendatangi tumbuhan.Banyak
spesies tumbuhan yang terbukti mengeluarkan cairan ini pada waktu-waktu tertentu.Misalnya,
pohon ceri hitam menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun.Tentu
pengeluaran cairan pada waktu ini bukan kebetulan karena waktu tiga minggu ini
bertepatan dengan satu-satunya waktu sejenis ulat menyerang pohon ceri hitam.
Semut yang ter-tarik pada nektar dapat membunuh ulat ini serta melindungi tumbuhan.[24]
Hanya dengan
menggunakan akal sehat, kita dapat melihat bahwa hal ini adalah bukti hasil
penciptaan. Akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa pohon ini dapat
memperhitungkan kapan bahaya akan menyerang lalu memutuskan bahwa cara terbaik
untuk melindungi dirinya adalah dengan cara menarik semut serta mengubah
struktur kimianya. Pohon ceri tidak punya otak. Oleh karena itu, ia tidak dapat
berpikir, memperhitungkan, maupun mengubah komposisi kimianya. Bila kita
menganggap bahwa prosedur yang rasional ini adalah sebuah karakter yang
diperoleh dari suatu kebetulan yaitu dasar dari logika evolusi tentunya hal ini
tidak masuk akal.Jelas sekali bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang
didasarkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu,
satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa sifat tumbuhan ini
telah terbentuk karena adanya sebuah Kehendak yang telah menciptakannya.Bila
kita merujuk pada segala bentuk pengaturan yang dibuat-Nya, jelas sekali bahwa
Dia tidak hanya berkuasa atas pohon, tetapi juga atas semut dan ulat.Jika
penelitian dilakukan lebih jauh lagi, tentunya dapat diketahui bahwa Dia
berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur setiap komponen alam secara
terpisah namun serasi dan selaras, sehingga membentuk sebuah sistem sempurna
yang kita kenal sebagai “keseimbangan ekologi”. Bila kita berpikir lebih jauh
dan meneliti bidang-bidang lain, seperti geologi dan astronomi, kita akan
sampai pada gambaran yang serupa. Ke mana pun kita melangkah, kita akan
menyaksikan berjuta sistem yang berfungsi dengan selaras dan teratur sempurna.
Semua sistem ini menunjukkan keberadaan Sang Pengatur.Meskipun demikian, tidak
satu pun kompo-nen pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang
Pengatur itu.
9.
Klasifikasi Semut
Kingdom : Animalia
Filum :
Artropoda
Kelas :
Insect
Ordo :
Hymenoptera
Famili :
Formicidae
Subfamili :
Myrmicinae
Hymenoptera adalah salah satu
kelompok yang sangat menarik dalam hal biologi mereka, karena mereka
menunjukkann keragaman yang sangat besar dari kebiasaan-kebiasaan dan
kompleksitas kelakuan yang meningkat dalam hal organisasi sosial semut-semut.[25]
Family formicidae memiliki
superfamili formicoidae. Kata formicoidae dari bahasa latin, yaitu formicayang berarti semut. Semut ini
terbesar diseuluruh dunia, mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis.
Panjang semut sekitar 0,5-25,0 mm, bentuknya bermacam-macam. Semut merupakan
serangga yang bersifat eusosial pada daerah terrestrial. Koloni semut eusosial
ditandai dengan adanya kerja sama diantara anggota koloni dalam memelihara
serangga pra dewasa.
10.
Ciri-Ciri Yang Dipakai Dalam Identifikasi Semut
Dalam mengidentiafikasi serangga yang termasuk kedalam
mymenoptera yang digunakan adalah ciri-cirinya, berikut adalah ciri-ciri yang
dipakai untuk mengidentifikasi secara umum antara lain perangka sayapan
ciri-ciri tungkai, ciri-ciri sungut, ciri-ciri toraks, ciri-ciri abdomen.[26]
11.
Subfamily Myrmicinae
Myrmicinaeadalah subfamily paling morfologis dan
beragam secara biologis dan terbesar diseluruh dunia dalam jumlah genera dan
spesies. Sebagaii thermophiles, semut didistribusikan terutama didaerah tropis dan sub tropis yang dilakukan
dibeberapa bagian wilayah asia. Semut telah menjajah hampir setiap daratan di
bumi, mereka berkembang disebagian besar ekosistem, dan dapat membentuk 15-25%
dari bio massa hewan terrestrial.
Keberhasilan mereka telah dikaitkan dengan organisasi sosial dan kemampuan mereka
untuk memodifikasi habitat, memanfaatkan sumber daya,dan membela diri spesies
penyerang menggunakan jaringan transportasi buatan manusia untuk penyebaran
global mereka dan sering merusak ekosistem asli
dengan tingkat tinggi dari pertumbuhan penduduk setelah pengenalan.kehadiran
semut myrmicinae tertua memberikan petunjuk baru pada evolusi awal semut
berkembang. myrmicinae terdapat diseluruh dunia dalam semua habitat utama
kecuali di daerah-daerah artik dan antartika.myrmicinae adalah subfamily
terbesar,semut dengan lebih dari 6700 spesies dan subspesies dan155 genera.Myrmicinane
sangat beragam dalam ukuran, dengan terkecil sekitar 1mm panjang dan sampai
terbesar 10mm. Subfamily myrmicinae merupakan subfamily terbesar dari
semut-semut dan anggotanya biasanya dapat dikenali oleh fakta bahwa metasoma
beruas dua. Anggota dari kelompok ini sangat luas terbesar dan cukup berfariasi
dalam kebiasaan-kebiasaan.seperti yang termasuk dalam genera pogonomyrex dan
pheidole yang sering disebut semut pemanen memakan biji-bijian serta
mengumpulkan makanannya dalam sarang mereka serta yang termasuk kedalam
semut-semut yang memoyong daun,spesies tersebut yaitu Atta.semut adalah
kelompok fauna yang dominan di sebagian besar ekosistem darat dan mediasi
banyak proses ekologis yang penting.semut telah terbukti sensitive terhadap
berbagai faktor ganguan seperti kebakaran,pertambangan,pertambangan,fragmentasi
habitat.
[1]Indriyanto, Ekologi Hutan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 19
[2] Odum, E. HLM, Dasar-Dasar Ekologi, Terjemahan Oleh
Tjahjono Samingan Dari Buku
Fundamental Of
Ecology, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1993), h.19
[3]Indriyanto Op.
Cit, h. 20
[4]Indriyanto, Ibid, h. 18
[5] Indriayanto, Ibid. Hlm.90-91
[6] Meiry FN “Diversitas Semut
(Hymenoptera: Formicidiae) Dibeberapa Ketinggian Vertical Dikawasan Cagar Alam
Telaga Warna Jawa Barat”. (Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institute Pertanian
Bogor, Bogor, 2008), h. 17
[7] Fransina S. Latumahina,
Agus Ismanto, “Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut Dalam
Hutan Lindung Nona-Ambon”, Jurnal
Agroforestri, Volume VI Nomor I (Maret 2011) h.2
[8] Rizal S, Vina Z, Robby J,
Jenis-Jenis Semut Hama (Formicidae) Pada
Rumah Tangga Di Kota Padang, Sumatera Barat, ( Laporan Akhir PKM-P,
Universitas Andalas Padang, Padang. 2010) h.4
[9] Singgih, HS, et.al. Hama Pemukiman Indonesia, ( Bogor:Ipb
Press, 2006), h.100
[10] M.S abdul R, Hayder B
Ali, Rozzaq S.H, “new records of
unidentified ants works (hymenoptera: formicidae: myrmicinae) stored in Iraqi
natural history museum with key to species”
original artkel, Adv. Biores, Vol. 4(2) (2013), h. 27-33
[11] Rahmawati, “Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah
Dikawasan Hutan Alam Sibolangit” ( Program Studi Management Hutan Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004) h.3
[12]Op.Cit, h.3
[13] Nurul Fitria, “ Komunitas Semut Pada Bunga Jantan Kelapa
Sewit Dikebun Cimulang Di Ptpn Viii Bogor Jawa Barat”, (Skripsi Program
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bandung, 2013).h 9
[14] Pracaya, Hama Dan Penyakit Tanaman, (Jakarta,
Penebar Swadaya, 2007), (Azizah
lutfiana, Skripsi Program Sarjana Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Iain Raden
Intan Lampung, 2013), h. 14
[15] Syamsul Rizal, Kanekaragaman Semut Predator Permukaan Tanah
(Mymenoptera: Formicidae) Diperkebunan Kelapa Sawit Sppn Sembawa Banyuasin,
Jurnal Peneletian, (Palembang:
Universitas PGRI, 2011), h. 2
[16]Morfologi-Formicinae-myrmicinae-ASU-AAB.Jpg.tersedia
dihttp://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2012/05/Struktur-Tubuh-Semut1.jpg di
akses pada (3 juli 2015 pukul 07.30)
[17] Iwan Putranto, Budidaya Semut Kroto (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2012), h.17 (Skripsi Program Sarjana Fakuktas Tarbiyiah
DanKeguruan, IAIN Raden Intan, Lampung, 2014), h.18
[18]Ibid, h.103
[19] Harun Yahya, Menjelajah Dunia Semut, (Solid Converter
Pdf, 2003), h.11
[20]Ibid, h. 12
[21]Ibid, h. 47
[22]Ibid, h. 47-48
[23]Ibid, h. 55
[24]Ibid, h. 55-56
[25] Borror DJ, Triplehorn CA,
Johnson Nf. Pengenalan Pelajaran Serangga,
Edisi Keenam, Terjemahan Soetiyono. (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
1992), H. 824
[26] Borror DJ, Triplehorn CA,
Johnson NF, Op.Cit, h. 828
0 komentar:
Posting Komentar