Selasa, 07 Juni 2016

spesies semut



A.      ARTI EKOSISTEM
Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan inggris bernama A.G Tansley pada tahun 1935, meskipun tentu saja konsep itu sama sekali bukan merupakan konsep yan terbaru. Terbukti bahwa sebelum akhir tahun1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literature-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia.[1]
Menurut (odum, 1993).Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organism dan lingkunganya (lingkungan biotuk dan abiotik) dan diantara keduanya saling memengaruhi.[2]
Menurut (woodbury, 1954 dalam setiadi, 1983) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terhadapat habitat tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.[3]

Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakkan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secra lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga didalam unit ini siklus materi dan arus energy terjadu sesuai dengan kondisi ekosistemya. Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsure biotic maupun abiotik, baik mahluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuandalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubngan, saling memngaruhi, saling interaksi, sehingga tidak dapat terpisah. Tingkatan organisasi ini dikatakkan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi  berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungn timbale balik. Hubungan timbale balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jarring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energy dan siklus materi.[4]
B.       TIPE-TIPE INTERAKSI ANTAR SPESIES

Secara teori, spesies-spesies anggota populasi saling  berinteraksi satu dengan lainya dan membentuk intraksi yang posotif, negative, no, atau kombinasi yang bentuk interaksinya itu dapat dibagi menjadi Sembilan tipe, yaitu:
1.      Naturalism, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi naturalism diberi lambing (00).
2.      Komprtisi (tipe gangguan langsung), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung yang saling menghalangi secar aktif. Tipe interaksi kompetisi gangguan langsung diberi lambing (--)
3.      Kompetisi ( tipe gangguan sumberdaya alam), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies dalam menggunakan sumberdaya alam yang persedianya berada dalam kondisi kekurangan. Dalam interaksi terbut, masing-masing spesies berpengaruh saling merugikan yang lain dalam perjuanganya untuk memperoleh sumberdaya alam. Tipe interaksi kompetisi penggunaan sumberdaya alam diberi lambing (--)
4.      Amensalisme, yaitu interaksi dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu spesies dirugikan (mendapat rintangan), sedangkan lainya tidak terpengaruh adanya asosiasi. Tipe interaksi amensalisme diberi lambing (-0)
5.      Parasitisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak (inang) dirugikan, sedangkan pihak lainya (parasit) beruntung. Tipe interaksi parasitisme diberi lambing (- +).
6.      Predasi atau pemangsaan, yaitu interalsi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey atau organisme yang dimangsa) dirugikan, sedangkan pihak lainya (predatot atau organisme yang memangsa beruntung. Tipe interaksi predasi diberi lambing (- +).
7.      Komensalisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak beruntung, sedangkan pihak lainya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi komensalisme diberi lambing (+ -)
8.      Protokooperasi yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing saling memperoleh keuntungan adanya asosiasi, tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan keharusan. Tipe interaksi protokooperasi diberi lambing (++)
9.      Mutualisme, yaitu interaksi antara atau dua lebih spesies yang masing-masing saling mendapat keuntungan adanya asosiasi, dan perlu dicatat bahwa spesies memang saling membutuhkan merupakkan suatu keharusan untuk berasosiasi. Tipe interaksi protokooperasi diberi lambing (++)
Bermacam-macam tipe interaksi itu yang disebut simbiosis pada kenyataanya meliputu interaksi mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.

Menurut (ickery, 1984), istilah simbiosis artinya hidup bersama dan ini mencakup semua efek dari satu organism pada organism lainya yang timbul karena interaksi tipe mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.













Table 1.1
Tipe-Tipe Interaksi dan Sifat Umum dari Spesies Anggota Populasi yang Berinteraksi[5]
           No
                                              Tipe Interaksi
Lambang Spesies
                                                            Sifat Umum Dari Interaksi
1
2
1
Neutralisme
0
0
Tidak ada spesies yang dipengaruhi oleh yang lainya
2
Kompetisi:                  Tipe Gangguan Atau Campuran Secara                                                              Langsung
-
-
Rintangan atau penghambatan secara langsung dari masing-masing spesies oleh yang lainya
3
Kopetisi:                     Tipe Penggunaan Sumberdaya Alam
-
-
Rintangan atau penghambatan secara tidak langsung: pada umumnya terjadi ketika persediaan sumber daya alam kurang atau terbatas
4
Amensalisme
-
0
Spesies atau populasi pertama dihambat atau dirintangi,                        sedangkan spesises atau populasi kedua tidak mendapat akibat apa-apa
5
Parasitisme
+
-
Spesies atau populasi pertama adalah parasit yang memperoleh keuntungan, sedangkan spesies kedua adalah inang yang menderita
6
Predasi (Pemangsa)
+
-
Predator (organism yang memangsa) mendapat keuntungan, sedangkan prey (organisme yang dimamangsa) menderita (dirugikan)
7
Komensalisme
+
0
Spesises pertama sebagai komensal mendapat keuntungan, sedangkan spesies kedua adalah inang yang tidak berakibat apa-apa
8
Protokooperasi
+
+
Interaksi yang menguntungakan kedua belah pihak, tetapi asosiasinya bukan suatu keharusan.
9
Mutualisme
+


+
Interaksi yang menguntungakan kedua belah pihak, dan asosiasinya ini meruapakkan suatu keharusan






D.      SPESIES SEMUT

1.      Keragaman Semut

Semut (formicidiae: hymenoptera) adalah kelompok hewan avertebrata yang berdasarkan jumlah keanekaragaman jenis, sifat biologi dan ekologinya sangat pening. Prilaku social semut sebagai predator, pengurai dan herbivore.[6]Semut merupakan serangga yang ditemukan pada hampir setiap jenis ekosistem kecuali didaerah kutub dan memiliki beragam peran dalam ekosistem dan sangat melimpah dikepulauan maupun daratan yang luas diperkirakan mencapai 15.000 spesies.[7]Semut terdiri dari 14 subfamili, yaitu Nothomymeciinae, mermyciinae, ponerinae, dorlimae, aneuritinae, aenictinae, ecitoninae, myrmicinae, pseudomyrmicine, cerapacchynae, leptanillinae, leptanilloidinale, dolichoderinae dan formicinae.[8]Semut adalah serangga yang sangat umum terdapat disekitar lingkungan kita tinggal.

Semut dapat dilihat didinding bangunan, dapur, rumput lapangan, atau dikebun , kayu yang membususk atau batu-batuan.[9]Semut berdistribusikan terutama didaerah tropis dan subtropis yang dilakukan dibeberapa bagian Asia.Dimana kekayaan spesies dan kelimpahan semut ini melimpah.Semut berkembang disebagian ekosistem, dan dapat membentuk 15-25% dari biomassa hewan terrestrial.[10]Kisaran suhu udara antara 250C-320C merupakan suhu optimal dan toleran bagi aktifitas semut didaerag tropis. Pendapat ini didukung oleh Ramawati dalam penelitianya tentang mesofauna tanah termasuk insekta, yaitu antara 28,60C-32,10C.[11]Keragaman jenis semut dihutan tropis umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya ketinggian tempat.Pengurangan keragaman semut berdasarkan ketinggian tempat terjadi didataran tinggi, sebaliknya didataran rendah mengalami peningkatan.Hal ini kemungkinan karena adanya suatu perubahan peran ekosistem.[12]
      Berdasarkan uraian tersebut daerah kawasan hutan yang telah beralih fungsi menjadi tempat penambangan pasir termasuk dalam salah satu tempat sebaran semut memiliki kisaran udara rata-rata berkisar antara 280C-370C.Semua semut eusosial yaitu mereka hidup dalam koloni.Jumlah individu semut yang menempati sarang ukuranya bervariasi mulai dari puluhan atau lebih sampai ribuan individu.Semut dapat membuat sarang disegala tempat.Semut memeiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga dapat dijumpai diberbagai habitat dan memiliki struktur sosial yang efektif.
Semut memiliki adaptasi tinggi terhadap lingkungan, sehingga dapat dijumpai diberbagai habitat dan memiliki struktur social yang efektif.Semut memiliki banyak spesies dan tersebar diseluruh dunia. Semut termasuk kedalam kingdom Animalia, kelas Insecta, Ordo Hymenoptera, dan Famili Formicidae.semut berperan penting dalam ekosistem terrestrial, yaitu sebagai predator, herbivore dan detritivor. Semut juga memiliki peranan yang unik dalam ineraksinya dengan organisme lain, seperti tumbuhan atau serangga lain.[13]

Semut selain menguntungkan ada pula yang merugikan petani. Semut merugiakan karena hal-hal beriut:
a.       Memakan biji yang ditanam
b.      Memakan tanaman
c.       Membantu penyebaran biji-biji gulama
d.      Menggangu petani karena menggigit atau menyengat badan
Selain itu semut juga dapat menguntungkan diantarannya karena sebagai berikut:
a.       Memakan rayab, larva dari serangga yang menjadi hama tanaman
b.      Ada yang membut sarang dalam tanah maka semut bias membantu pertukaran udara.[14]
Semut melakukan interaksi dengan tumbuhan dan hewan.Interaksi semut dengan tumbuhan berupa, simbiosis mutualisme. Semut mendapatkan perlindungan, makanan atau keduanya dari tumbuhan dan tumbuhan akan mendaptkan perlindungan dari vertebrata herbivore.[15]
2.        Morfologi Tubuh Semut
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).





Gambar . 1 Morfologi Semut[16]
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka.Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup.Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung.sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.

Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor.Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik.Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan.Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.



3.        Tahap Perkembangan Semut
Individu semut mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembanganya, terdiri atas tahap telur, larva, pupa, dan dewasa. Telurnya sangat kecil dan berwarna putih seperti susu. Larva yang baru menetas berwarna putih, sangat halus.








Gambar 2. Daur Hidup Semut

     Dalam pengamatan ini menunjukkan bahwa pekerja pada semua jenis semut sepenuhnya merawat semua stadium pradewasa mulai dari teur kelarva sampai pupa.Dibandingkan tawon dan lebah, semut mempunyai perhatian yang lebih akrab dengan keturunanaya.Tawon dan lebah juga membangun sel-sel sarang dan menyediakan makanan untuk keturunanya tetapi tidak dapat memundahkan sarangnya ketika diganggu atau dimusnahkan.Sebaliknya, ketika bahya mengancam suatu koloni semut, insting pekerja semut yang kertama adalah memindahkan anak-anak semut ketempat yang aman.Sama halnya dengan larva, pada saae fase pupa pun tidak dapat bergerak.Pupa berwarna putih kekuningan.Pada fase ini bentuknaya sudah tampak seperti serangga dewasa, namun tidak dapt bergerak, tidak berwarna dan masih lunak.Pada fase pupa, semut tidak melukukan aktifitas makan.Siklus hidupnya mulai dari telur hingga dewasa memakan waktu antara 6 minggu hingga 2 bulan. Tergantung spesies tersedianya makanan, suhu, musim dan faktor lain. 

4.        Habitat Dan Prilaku Semut

Kabanyakan koloni semut hidup dalam suatu sarang yang cukup permanen, tetapi apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak memungkinkan, perubahan lokasi sarang semut merupakan hal yang biasa.Karakter pekerja adalah melakukan perjalanan keluar sarang untuk mencari makanan.Kebanyakan perjalananya mengikuti alur jalan ini dengan mengeluarkan feromon. Dengan cara ini, jejak yang digunakan oleh banyak semut akan memiliki aroma feromon yang kuat. Feromon adalah zat yang menguap sangat lambat sehingga waktu peluruhan jejak semut sangat panjang.[17]

Prilaku makan pada semut cendrung bersifat predator atau pemakan bangakai.Beberapa jenis semut predator bersifat spesifik misalnya hanya pemangsa rayap, sedangkan lainya predator segala macam. Ada pula semut yang  biasanya mendatangi tanaman yang terserang kutu penghisap tanaman. Semut ini menghisab honeydew, dan kadang-kadang sebagai imbalanya semut melindungi tanaman dari serangga-serangga predator lainya.Beberapa semut bersifat pemakan segala macam mulai dari bahan asal hewan maupun produk tanaman.Semut yang demikianlah yang biasa mendatangi wilayah pemukiman.

5.        Sistem Kasta Semut
Sebagai makhluk social, semut hidup dalam koloni yang terdiri dari banyak individu, dari jumlah ratusan hingga ribuan.Biasanya setiap koloni terdiri atas kelompok pekerja, pradewasa (larva dan pupa), ratu dan semut jantan.Koloni semut secara umum terdiri atas dua kasta utama yaitu kasta reproduktif seprti ratu dan pejantan, dan individu non reproduktif yaitu terdiri atas kasta pekerja.





Gambar 2. Sistem Kasta Semut
Tugas dan fungsi kasta semut adalah sebagai berikut:
a.       Semut Kasta Jantan Reproduktif
Semut pada kasta jantan reproduktif merupakan semut dewasa bersayap. Tugas utamnaya adalah untuk kawin dengan yang betina (ratu) proses kawin terjadi dalam sarang atau diluar sarang (diatas tanah), atau bahkan diudara. Perkawinan diluar sarang dikenal dengan istilah swarming.

b.      Semut Kasta Betina (Ratu)
Semut pada kasta betina (ratu) mempunyai tubuh yang paling besar didalam koloni.Betina ini memulai hidupanya sebagai serangga bersayap, tetapi sayap segera dijatuhkan setelah kawin. Secara normal betina kawin sekali dan dia akan memulai merawat keturunanya. Terutama pada genersi pertama.Tugas utama semut pada kasta betina adalah bertelur membangun koloni baru.

c.       Semut Kasta Pekerja
Semut pada kasta pekerja merupakan kasta terbanyak yang dapat dilihat oleh manusia.Kasta ini sebenarnya betina steril atau anak ratu tanpa sayap.Tugasnya adalah merawat dan membuat sarang, member makan larva dan kasta lain, merawat telur, mempertahankan koloni dari musuh dan lain-lain.Umur berparan dalam pembagian tugas diantara pekerja. Pekerja yang lebih muda diberi tugas yang  lebih dekat dengan sarang sebagai perawat, sedangkan yang lebih tua akan berkaelana lebih jauhuntuk mencari makanan. Hal ini biasanya terjadi pada kelompok spesies yang monoformik yaitu yang memilikiukukran beragam.[18]


6.        Kimunikasi Kimiawi

a.       Pertukaran Berita di antara Kelompok Semut
Pertama, semut pencari pergi ke sumber makanan yang baru ditemu-kan. Lalu mereka memanggil semut lain dengan cairan yang disebut feromon, yang disekresikan dalam kelenjar-kelenjar mereka. Saat kerumunan di sekitar makanan membesar, sekresi feromon membatasi pekerja.Jika makanan sangat kecil atau jauh, pencari menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan dengan mengeluarkan isyarat.Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk mening-galkan lebih banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu para pemburu.Apa pun yang terjadi, tak pernah ada masalah dalam konsumsi makanan dan pemindahannya ke sarang, karena di sini ada “kerja tim” yang sempurna.[19]

Contoh lain berkaitan dengan semut penjelajah yang bermigrasi dari sarang ke sarang. Semut ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan meninggalkan jejak. Para pekerja lain memeriksa sarang baru itu dan jika mereka yakin, mereka juga mulai meninggalkan feromon mereka sendiri (jejak kimiawi) di atas jejak lama. Oleh karena itu, semut yang berjalan di antara dua sarang itu meningkat jumlahnya dan mereka menyiapkan sarang.Selama pekerjaan ini, semut pekerja tidak bersantai.Mereka membangun organisasi dan pembagian kerja tertentu di antara mereka.

Tugas seluruh kelompok yang diperkirakan oleh semut yang mendeteksi sarang baru adalahsebagai berikut:
1. Bertindak sebagai pengumpul di wilayah baru.
2. Datang ke wilayah baru dan berjaga.
3. Mengikuti penjaga untuk menerima perintah pertemuan.
4. Membuat survei terperinci wilayah tersebut.

Tentu saja, kita tidak bisa menyepelekan saja tanpa perenungan bahwa rencana aksi sempurna tersebut telah dipraktikkan semut sejak hari pertama mereka muncul.Pembagiankerja yang disyaratkan rencana seperti ini tidak dapat diterapkan oleh individu yang hanyamemikirkan hidup dan kepentingannya sendiri. Lalu munculah pertanyaan berikut: “Siapayang mengilhamkan rencana ini dalam diri semut selama berjuta tahun dan siapa yang memastikan penerapannya?” Sebanarnya, diper-lukan kecerdasan dan kekuasaan tinggi untuk komunikasi kelompok yang unggul ini.Kebenarannya jelas.Allah, Pencipta segala makhluk dan pemilik kebijakan tak terbatas, memberi kita jalan untuk memahami kekuasaan-Nya dengan menampilkan dunia semut yang sistematis ini.
b.    Komunikasi Kimiawi
Semua kategori komunikasi yang disebut di atas dapat dikelompok-kan dalam judul  Isyarat Kimiawi. Isyarat kimiawi ini memainkan peran terpenting dalam organisasi koloni semut. Semiokemikal adalah nama umum zat kimia yang digunakan semut untuk tujuan menetapkan komu-nikasi. Pada dasarnya ada dua jenis semiokemikal, yaitu feromon dan alomon. Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus . Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, fero-mon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.

Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni.Selain itu, konsentrasi feromon yang dise-kresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi.Seperti terlihat, diperlukan pengetahuan kimia yang mendalam untuk mengelola tugas yang dilakukan semut.Kita dapat menganalisis zat kimia yang diproduksi semut hanya melalui uji laboratorium, dan harus menuntut ilmu bertahun-tahun untuk dapat melakukannya. Namun semut dapat menyekresikan zat ini kapan saja mereka perlu, dan telah melakukannya sejak hari mereka menetas, serta tahu betul tanggapan apa yang perlu diberikan kepada setiap sekresi. Kenyataan bahwa mereka dapat mengidentifikasi zat kimia secara tepat begitu menetas menunjukkan adanya instruktur yang memberi mereka pendidikan ilmu kimia saat menetas. Mengklaim hal sebaliknya berarti menerima bahwa semut telah mempelajari ilmu kimia perlahan-lahan dan mulai melakukan percobaan: ini melanggar logika. Semut mengenal zat-zat kimia ini tanpa pendidikan apa pun saat menetas. Kita tak bisa berkata bahwa semut lain atau makhluk hidup lain adalah guru  semut itu. Tak ada serangga, tak ada makhluk hidup  termasuk manusia yang mampu mengajari semut cara memproduksi zat kimia dan berkomunikasi dengannya. Jika ada tindakan pengajaran sebelum lahir, satu-satunya kehendak yang mampu melakukan tindakan ini adalah Allah, yang merupakan Pencipta segala makhluk dan Rabb (Pendidik) langit dan bumi.

Banyak orang bahkan tak tahu arti feromon, sesuatu yang disekresi semut terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari. Namun berkat zat-zat kimia ini, setiap semut yang baru menetas mampu melakukan sistem komunikasi sosial yang sempurna, sistem komunikasi sosial yang tak menyisakan ruang untuk meragukan adanya sang Pencipta dengan kekuasaan tak terbatas.[20]
7.    Hewan Yang Hidup Bersama Semut

Sejak lebih dari seabad yang lalu diketahui bahwa sejumlah spesies serangga hidup bersimbiosis dengan semut.Sebagian besar dari spesies ini merampok makanan dari koloni semut, sementara sebagian lainnya menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya pada koloni semut.Spesies yang hidup sebagai parasit termasuk berbagai serangga, misalnya kumbang, kutu, lalat, dan tawon.Sebagian parasit ini hidup di sarang semut dan menarik keuntungan dari kehidupan sosial semut.Dalam beberapa kasus, semut tidak ber-keberatan meskipun serangga larva dan telurnya dimakan parasit ini.Bahkan, serangga ini tidak hanya diperbolehkan memasuki sarang, larva mereka juga diberi makan dan dibesarkan sebagaimana layaknya larva semut.Mengapa semut membiarkan saja tindakan agresif dari serangga parasit?Dan bagaimana mungkin serangga ini dapat tinggal di sarang semut yang telah memiliki sistem pertahanan yang hebat selama bertahun-tahun?Mari kita analisis fenomena yang menarik ini.[21]
Sebagaimana diketahui, dalam komunitas semut terdapat sistem komunikasi yang rumit.Dengan sistem ini, semut dapat membedakan anggota koloni mereka dengan pendatang.Kemampuan ini berfungsi sebagai “sistem pertahanan bersama”. Namun, serangga pendatang dapat masuk ke sarang semut dengan berbagai cara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah berhasil memecahkan sandi komunikasi dan identifikasi yang digunakan semut. Dengan kata lain, mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa semut, baik secara mekanis maupun kimiawi.
Penyamaran
Ketika dua ekor semut bertemu, ia melakukan gerakan tertentu, yaitu menyentuh kawannya dengan antena serta mencium feromonnya. Kemudian, kedua semut melanjutkan perjalanan.Mereka melakukan gerakan ini untuk saling mengenali dan untuk melindungi diri dari makhluk asing. Semut pekerja melakukan hal yang sama ketika bertemu serangga yang tinggal di sarang mereka. Kadang-kadang mereka menyadari bahwa serangga yang ditemuinya bukan dari golongan mereka dan mengusirnya keluar sarang. Akan tetapi, kadang-kadang mereka memperlakukan serangga lain seolah-olah ia juga seekor semut. Biasanya semut menerima serangga asing seperti ini jika serangga tersebut mampu menyamar secara kimiawi.[22]
Dapat dipastikan bahwa serangga menyamar secara kimiawi, karena semut terbuktimengusir serangga lain yang berbeda secara kimiawi, meskipun bentuk fisiknya mirip dengan mereka. Namun, parasit tertentu yang sama sekali tidak mirip dengan semut diterima sebagai warga sarang semut. Sulit dijelaskan bagaimana spesies-spesies serangga belajar meniru ciri khas kimiawi semut.Hal ini hanya dapat dimengerti apabila serangga ini memang dirancang untuk memiliki feromon yang mirip dengan semut. Serangga tidak mampu memahami reaksi kimia, meskipun ia hidup selama jutaan tahun. Oleh karena itu, serangga ini pasti memperoleh ciri khas tersebut dari Sang Pencipta.
8.        Tumbuhan Yang Hidup Bersama Semut

Di dalam kantung tanaman kantong semar yang hidup di sebelah India Timur, Nepenthes bicalcarata, hidup koloni semut.Tanaman ini bentuknya seperti teko dan memangsa serangga yang menghinggapi-nya.Meskipun demikian, semut bebas bergerak dan mengambil sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainnya dari tanaman ini. Kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak, semut dan tumbuhan. Meskipun semut mungkin saja dimakan Nepenthes, mereka dapat membangun sarang pada tanaman ini.

Tumbuhan juga menyisakan jaringan tertentu dan sisa-sisa serangga untuk semut.Dan sebagai balasannya, semut melindungi tumbuhan dari musuhnya.Begitulah contoh simbiosis tanaman dan semut.Struktur anatomi dan fisiologi semut dan tanaman inangnya telah dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan hubungan timbale balik antara keduanya.Meskipun para pembela teori evolusi menyatakan bahwa hubungan antarspesies ini berkembang secara berangsur-angsur selama jutaan tahun, tetapi tentu saja pernyataan yang mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki kecerdasan ini dapat sepakat meren-canakan suatu sistem yang menguntungkan kedua belah pihak tidak masuk akal.[23]

Lalu, apa yang menyebabkan semut hidup pada tumbuhan? Semut cenderung tinggal pada tumbuhan karena adanya cairan ber-nama “nectar residu” yang dikeluarkan tumbuhan.Cairan nektar ini merupakan daya tarik bagi semutuntuk mendatangi tumbuhan.Banyak spesies tumbuhan yang terbukti mengeluarkan cairan ini pada waktu-waktu tertentu.Misalnya, pohon ceri hitam menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun.Tentu pengeluaran cairan pada waktu ini bukan kebetulan karena waktu tiga minggu ini bertepatan dengan satu-satunya waktu sejenis ulat menyerang pohon ceri hitam. Semut yang ter-tarik pada nektar dapat membunuh ulat  ini serta melindungi tumbuhan.[24]

Hanya dengan menggunakan akal sehat, kita dapat melihat bahwa hal ini adalah bukti hasil penciptaan. Akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa pohon ini dapat memperhitungkan kapan bahaya akan menyerang lalu memutuskan bahwa cara terbaik untuk melindungi dirinya adalah dengan cara menarik semut serta mengubah struktur kimianya. Pohon ceri tidak punya otak. Oleh karena itu, ia tidak dapat berpikir, memperhitungkan, maupun mengubah komposisi kimianya. Bila kita menganggap bahwa prosedur yang rasional ini adalah sebuah karakter yang diperoleh dari suatu kebetulan yaitu dasar dari logika evolusi tentunya hal ini tidak masuk akal.Jelas sekali bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang didasarkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena adanya sebuah Kehendak yang telah menciptakannya.Bila kita merujuk pada segala bentuk pengaturan yang dibuat-Nya, jelas sekali bahwa Dia tidak hanya berkuasa atas pohon, tetapi juga atas semut dan ulat.Jika penelitian dilakukan lebih jauh lagi, tentunya dapat diketahui bahwa Dia berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur setiap komponen alam secara terpisah namun serasi dan selaras, sehingga membentuk sebuah sistem sempurna yang kita kenal sebagai “keseimbangan ekologi”. Bila kita berpikir lebih jauh dan meneliti bidang-bidang lain, seperti geologi dan astronomi, kita akan sampai pada gambaran yang serupa. Ke mana pun kita melangkah, kita akan menyaksikan berjuta sistem yang berfungsi dengan selaras dan teratur sempurna. Semua sistem ini menunjukkan keberadaan Sang Pengatur.Meskipun demikian, tidak satu pun kompo-nen pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang Pengatur itu.




9.        Klasifikasi Semut

Kingdom  : Animalia
Filum        : Artropoda
Kelas        : Insect
Ordo         : Hymenoptera
Famili       : Formicidae
Subfamili  : Myrmicinae

Hymenoptera adalah salah satu kelompok yang sangat menarik dalam hal biologi mereka, karena mereka menunjukkann keragaman yang sangat besar dari kebiasaan-kebiasaan dan kompleksitas kelakuan yang meningkat dalam hal organisasi sosial semut-semut.[25]

Family formicidae memiliki superfamili formicoidae. Kata formicoidae dari bahasa latin, yaitu formicayang berarti semut. Semut ini terbesar diseuluruh dunia, mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis. Panjang semut sekitar 0,5-25,0 mm, bentuknya bermacam-macam. Semut merupakan serangga yang bersifat eusosial pada daerah terrestrial. Koloni semut eusosial ditandai dengan adanya kerja sama diantara anggota koloni dalam memelihara serangga pra dewasa.


10.    Ciri-Ciri Yang Dipakai Dalam Identifikasi Semut

Dalam mengidentiafikasi serangga yang termasuk kedalam mymenoptera yang digunakan adalah ciri-cirinya, berikut adalah ciri-ciri yang dipakai untuk mengidentifikasi secara umum antara lain perangka sayapan ciri-ciri tungkai, ciri-ciri sungut, ciri-ciri toraks, ciri-ciri abdomen.[26]
                                          
11.    Subfamily Myrmicinae

Myrmicinaeadalah subfamily paling morfologis dan beragam secara biologis dan terbesar diseluruh dunia dalam jumlah genera dan spesies. Sebagaii thermophiles, semut didistribusikan terutama  didaerah tropis dan sub tropis yang dilakukan dibeberapa bagian wilayah asia. Semut telah menjajah hampir setiap daratan di bumi, mereka berkembang disebagian besar ekosistem, dan dapat membentuk 15-25% dari bio massa hewan terrestrial.

Keberhasilan mereka telah dikaitkan  dengan organisasi sosial dan kemampuan mereka untuk memodifikasi habitat, memanfaatkan sumber daya,dan membela diri spesies penyerang menggunakan jaringan transportasi buatan manusia untuk penyebaran global mereka dan sering merusak ekosistem asli  dengan tingkat tinggi dari pertumbuhan penduduk setelah pengenalan.kehadiran semut myrmicinae tertua memberikan petunjuk baru pada evolusi awal semut berkembang. myrmicinae terdapat diseluruh dunia dalam semua habitat utama kecuali di daerah-daerah artik dan antartika.myrmicinae adalah subfamily terbesar,semut dengan lebih dari 6700 spesies dan subspesies dan155 genera.Myrmicinane sangat beragam dalam ukuran, dengan terkecil sekitar 1mm panjang dan sampai terbesar 10mm. Subfamily myrmicinae merupakan subfamily terbesar dari semut-semut dan anggotanya biasanya dapat dikenali oleh fakta bahwa metasoma beruas dua. Anggota dari kelompok ini sangat luas terbesar dan cukup berfariasi dalam kebiasaan-kebiasaan.seperti yang termasuk dalam genera pogonomyrex dan pheidole yang sering disebut semut pemanen memakan biji-bijian serta mengumpulkan makanannya dalam sarang mereka serta yang termasuk kedalam semut-semut yang memoyong daun,spesies tersebut yaitu Atta.semut adalah kelompok fauna yang dominan di sebagian besar ekosistem darat dan mediasi banyak proses ekologis yang penting.semut telah terbukti sensitive terhadap berbagai faktor ganguan seperti kebakaran,pertambangan,pertambangan,fragmentasi habitat.


[1]Indriyanto, Ekologi Hutan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006),  h. 19
[2] Odum, E. HLM, Dasar-Dasar Ekologi, Terjemahan Oleh Tjahjono Samingan Dari Buku
Fundamental Of Ecology, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1993), h.19 
[3]Indriyanto Op. Cit, h. 20
[4]Indriyanto, Ibid, h. 18
[5] Indriayanto, Ibid. Hlm.90-91
[6] Meiry FN “Diversitas Semut (Hymenoptera: Formicidiae) Dibeberapa Ketinggian Vertical Dikawasan Cagar Alam Telaga Warna Jawa Barat”. (Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institute Pertanian Bogor, Bogor, 2008), h. 17
[7] Fransina S. Latumahina, Agus Ismanto, “Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut Dalam Hutan Lindung Nona-Ambon”, Jurnal Agroforestri, Volume VI Nomor I (Maret 2011) h.2
[8] Rizal S, Vina Z, Robby J, Jenis-Jenis Semut Hama (Formicidae) Pada Rumah Tangga Di Kota Padang, Sumatera Barat, ( Laporan Akhir PKM-P, Universitas Andalas Padang, Padang. 2010) h.4
[9] Singgih, HS, et.al. Hama Pemukiman Indonesia, ( Bogor:Ipb Press, 2006), h.100
[10] M.S abdul R, Hayder B Ali, Rozzaq S.H, “new records of unidentified ants works (hymenoptera: formicidae: myrmicinae) stored in Iraqi natural history museum with key to species  original artkel, Adv. Biores, Vol. 4(2) (2013), h. 27-33
[11] Rahmawati, “Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Dikawasan Hutan Alam Sibolangit” ( Program Studi Management Hutan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004) h.3
[12]Op.Cit, h.3
[13] Nurul Fitria, “ Komunitas Semut Pada Bunga Jantan Kelapa Sewit Dikebun Cimulang Di Ptpn Viii Bogor Jawa Barat”, (Skripsi Program Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bandung, 2013).h 9
[14] Pracaya, Hama Dan Penyakit Tanaman, (Jakarta, Penebar Swadaya, 2007),  (Azizah lutfiana, Skripsi Program Sarjana Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Iain Raden Intan Lampung, 2013), h. 14
[15] Syamsul Rizal, Kanekaragaman Semut Predator Permukaan Tanah (Mymenoptera: Formicidae) Diperkebunan Kelapa Sawit Sppn Sembawa Banyuasin, Jurnal Peneletian, (Palembang: Universitas PGRI, 2011), h. 2
[16]Morfologi-Formicinae-myrmicinae-ASU-AAB.Jpg.tersedia dihttp://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2012/05/Struktur-Tubuh-Semut1.jpg di akses pada (3 juli 2015 pukul 07.30)
[17] Iwan Putranto, Budidaya Semut Kroto (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2012), h.17 (Skripsi Program Sarjana Fakuktas Tarbiyiah DanKeguruan, IAIN Raden Intan, Lampung, 2014), h.18                                                                                                                               
[18]Ibid, h.103
[19] Harun Yahya, Menjelajah Dunia Semut, (Solid Converter Pdf, 2003), h.11
[20]Ibid, h. 12
[21]Ibid, h. 47
[22]Ibid, h. 47-48
[23]Ibid, h. 55
[24]Ibid, h. 55-56
[25] Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson Nf. Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi Keenam, Terjemahan Soetiyono. (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. 1992), H. 824
[26] Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF, Op.Cit, h. 828

0 komentar:

Posting Komentar